Dismenore atau yang lazim disebut nyeri menstruasi (haid) bukanlah hal yang baru bagi wanita. Dismenore dibagi menjadi dua yaitu, Dismenore primer dan Dismenore sekunder.
Dismenore primer adalah nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul. Sedangkan Dismenore sekunder adalah nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul. Artikel kali ini akan lebih fokus membahas tentang dismenore primer karena disemenore sekunder membutuhkan penanganan lebih khusus, tergantung dari faktor penyebabnya. Diperkirakan 1 dari 2 wanita mengalami dismenore dan 1 dari 10 wanita tersebut mengalami gejala yang parah hingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari. Dismenore sering dialami oleh wanita khususnya usia 15 – 25 tahun dan angka kejadiannya menurun di atas usia tersebut.
Penyebab dismenore primer masih kurang jelas. Namun, nyeri ini diduga akibat peningkatan jumlah prostaglandin di dalam rahim saat menstruasi. Prostaglandin merupakan sejenis hormon (dihasilkan dalam tubuh) yang berperan dalam proses terjadinya nyeri. Faktor yang meningkatkan dismenore primer adalah usia kurang dari 20 tahun, usaha penurunan berat badan, depresi / kecemasan, terganggunya hubungan sosial dengan orang lain, menstruasi dalam jumlah yang berlebihan, nulipara (wanita yang belum pernah melahirkan), merokok.
Gejala utama dismenore adalah nyeri hingga ke bagian punggung dan kaki dimulai pada hari pertama atau sehari sebelum menstruasi, berlangsung 12 – 24 jam, namun beberapa kasus dapat berlangsung 2- 3 hari. Rasa nyeri tidak selalu sama untuk setiap kali masa menstruasi, terkadang terasa lebih hebat dibanding masa menstruasi sebelumnya. Nyeri dapat berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah mempunyai anak. Kelelahan, nyeri pada payudra, mual, kembung, konstipasi (sembelit), lebih emosional dan mudah merasa sedih, sakit kepala, dan pingsan merupakan gejala lain yang muncul saat dismenore.
Hal pertama yang dapat dilakukan saat mengalami dismenore primer adalah dengan mengatasi terlebih dahulu tanpa obat. Seperti berolahraga secara teratur, karena olahraga dapat meningkatkan hormon endorphin yang membantu mengurangi rasa nyeri. Selain itu anda dapat meningkatkan konsumsi makanan rendah lemak, tinggi karbohidrat, kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Anda dapat mengkompres hangat misalnya dengan meletakan botol yang telah diisi air hangat pada bagian yang nyeri.
Jika tidak ada perbaikan hal kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengatasinya dengan obat. Anda bisa meminum obat anti nyeri, pilihan utama bisa menggunakan obat golongan AINS (Anti inflamasi Non Steroid). Seperti Iboprofen (dosis 200mg dapat dibeli bebas tanpa resep dokter) dan Asam Mefenamat (dapat dibeli tanpa resep dokter namun dengan pertimbangan apoteker). Pilihan alternatifnya adalah Parasetamol (seringkali dikombinasikan dengan kafein untuk meningkatkan efek antinyerinya).
Minumlah obat antinyeri sehari sebelum menstruasi (paling efektif dan mencegah nyeri bertambah parah). Obat Ibuprofen dengan dosis 200 – 400 mg dapat diminum tiap 4 – 6 jam sehari setelah makan atau sesuai petunjjuk doter. Obat Asam Mefenamat dengan dosis 500 mg dapat diminum tiap 6 – 8 jam sehari setelah makan (atau sesuai dengan petunjuk dokter). Sedangkan Parasetamol dengan dosis 500 mg dapat diminum tiap 6 – 8 jam sehari (atau sesuai petunjuk dokter).
Minumlah obat antinyeri secara teratur 2 -3 hari, jika nyeri tetap tidak teratasi setelah minum obat, tanyakanlah pada apoteker atau dokter untuk dapat pertimbangan mengenai penambahan dosis.
Suplemen vitamin yang dapat digunakan untuk melengkapi pengobatan nyeri (membantu mengurangi rasa nyeri) namun bukan sebagai pengobatan utama yaitu, vitamin B1 100 mg/hari, vitamin B6 200 mg/hari (atau dikombinasikan dengan Magnesium 500 mg/hari), vitamin E 150 – 750 IU/hari (diminum mulai dua hari sebelum menstruasi selama 5 hari.
Beberapa hal berikut yang dapat menjadi petunjuk kapan anda sebaiknya rujuk ke dokter. Saat mengalami Dismenore pada usia di atas 30 tahun, disertai pendarahan yang tidak normal, disertai keputihan, disertai demam, nyeri bertambah parah setelah awal terjadinya menstruasi, nyeri yang disertai dengan riwayat terlambat menstruasi (kemungkinan terjadi kehamilan diluar kandungan), nyeri yang tidak membaik setelah diberi obat antinyeri, nyeri menstruasi berulang.
Untuk informasi dan konsultasi Dismenore atau yang lazim disebut nyeri menstruasi (haid), Sahabat Vita dapat menghubungi RKZ Surabaya di nomor 031 5677562 ext 6888