Selain bertumbuh, anak juga mengalami perkembangan. Generasi yang lahir sekitaran tahun 2000, disebut juga generasi digital. Dimana sejak lahir anak sudah mengenal tentang gadget.
dr Agung Kurniawan Saputra, MARS, narasumber parenting class orangtua siswa siswi TK A Lab School UNESA, hr ini (8/10) di RKZ Surabaya mengatakan, “Proses tumbuh dilihat dari segi fisik, tambah tinggi dan berat. Sedangkan kembang dilihat dari sisi kemampuan dan ketrampilan”, ujar dr Agung. Perkembangan misalnya belajar merangkak lalu mulai berdiri.
Anak-anak di era ini sehari-hari berinteraksi dengan perangkat komunikasi. Bahkan sebagian mungkin sudah masuk dalam tahap kecanduan. Namun tidak semua yang berhubungan dengan gadget adalah hal yang negatif.
“Secara medis, bermain dengan hand phone atau tablet bisa menstimulus sistem motorik, organ tubuh, dan sebagainya”. Ditambahkan dr Agung, aktivitas ini bisa meningkatkan dan mengontrol sistem gerak tubuh juga. Kemampuan reflek dan merangsang reaksi juga menjadi dampak positif bagi anak saat bermain permainan gadget. “Disinilah permainan di gadget menjadi teman bagi perkembangan anak”, tegas dr Agung.
Lalu bagaimana permaian gadget menjadi ‘lawan’ bagi anak? Phebe Illenia Suryadinata, M.Psi., Psikolog menjelaskan, jika anak melakukan berulang dan mempengaruhi interaksi sosial di sekitarnya, gadget bisa memberikan dampak negatif. “Misalnya sampai tidak mau makan, menunda buang air kecil, dan sebagainya”.
Orangtua perlu nememani dan mendampingi anak ketika bermain. “Lebih baik jika bermain bersama sehingga orang tua bisa memantau dan berinterakai dengan anak”. Lebih baik lagi jika orangtua memahami dulu permainan yg dimainkan oleh anak. “Download game harus dilakukan oleh orangtua sehingga lebih tahu mana game yang baik dan tidak untuk anak”. (phi/drA)