Penggerusan tablet umumnya dilakukan pada pasien anak, penderita disfagia (gangguan menelan), atau pasien yang menggunakan nasogastric tube (NGT). Meski demikian, tidak semua jenis obat dapat digerus karena modifikasi bentuk sediaan obat dapat mengubah farmakokinetika dan farmakodinamika obat sehingga memengaruhi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko kejadian efek samping obat.1
Pharmacon kali ini akan memberikan panduan untuk mengidentifikasi obat yang tidak dapat digerus, pilihan obat pengganti, serta cara penyiapan obat pada pasien dengan NGT.
Penggerusan tablet, pembelahan tablet, serta membuka cangkang kapsul menimbulkan konsekuensi, antara lain:2
Obat yang tidak disarankan untuk digerus antara lain:
Formulasi tablet atau kapsul lepas lambat dirancang untuk melepaskan obat secara perlahan ke dalam tubuh sehingga konsentrasi obat dalam darah tetap konstan, dapat mengurangi frekuensi pemberian dosis, mengontrol pelepasan obat, serta meningkatkan kepatuhan pasien. Daftar singkatan produk lepas lambat dapat dilihat pada Tabel 1.2,3
Penggerusan tablet atau membuka cangkang kapsul lepas lambat akan merusak sistem pelepasan obat sehingga semua zat aktif langsung dilepaskan. Hal ini berisiko menimbulkan efek samping atau efek toksik obat ketika dosis obat melebihi rentang dosis terapi. Seiring waktu, dosis obat yang terlalu rendah akan menurunkan efektivitas obat.2 Contoh obat dengan formulasi lepas lambat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Daftar singkatan produk lepas lambat
Singkatan | Keterangan |
CD | Controlled Dose |
CR | Controlled Release |
CRT | Controlled Release Tablet |
ER/ XL/ XR | Extended Release |
LA | Long-acting |
MR | Modified Release |
OCAS | Oral Controlled Absorption System |
OD | Once Daily |
OROS | Osmotic-Controlled Release Oral Delivery System |
RETARD | – |
SA | Sustained Action |
SR | Sustained Release |
TD | Time Delay |
Tabel 2. Contoh obat dengan formulasi lepas lambat3,4
Nama obat | Tujuan formulasi | Pilihan obat pengganti |
Rhinos SR® kapsul (Pseudoephedrine HCl 120 mg, Loratadine 5 mg) | Mengurangi frekuensi pemberian obat | Pseudoephedrine HCl, Triprolidine dalam bentuk tablet immediate release (IR) (contoh: Rhinofed®, Tremenza®) atau dalam bentuk sirup (contoh: Actifed®, Tremenza®) |
Voltaren Retard® kapsul (Diclofenac Sodium 100 mg) | Mengurangi frekuensi pemberian obat | Voltaren® suppositoria 100 mg, Cataflam D® 50 mg tablet dispersible, Cataflam fast® 50 mg powder for oral solution yang dilarutkan dalam 30-60 ml air sebelum diminum |
Sifrol ER® tablet, Pramifrol ER® tablet (Pramipexole 0,375 mg) | Mengurangi frekuensi pemberian obat | Pramipexole Dihydrochloride Monohydrate tablet IR generik 0,125 mg, Sifrol® 0,125 mg tablet IR, Sifrol® 0,25 mg tablet IR |
Abbotic XL® tablet (Clarithromycin 500 mg) | Mengurangi frekuensi pemberian obat | Abbotic® tablet IR, Abbotic® sirup |
Angintriz MR® tablet, Trizedon MR® tablet, Trizedon OD® tablet, Miozidine MR® tablet (Trimetazidine dihydrochloride 35 mg) | Mengurangi frekuensi pemberian obat | Sediaan tablet IR tidak tersedia di Indonesia. Jika diperlukan penggerusan tablet MR atau OD maka menggunakan dosis IR yaitu 3 x 20 mg |
Tegretol CR® (Carbamazepine) tablet | Mengurangi lonjakan konsentrasi plasma sehingga awitan kejang secara tiba-tiba dan potensi efek samping menurun | Tegretol® tablet IR |
Kutoin® 100 mg, Dilantin® 100 mg (Phenytoin sodium) kapsul | Mengurangi lonjakan konsentrasi plasma sehingga awitan kejang secara tiba-tiba dan potensi efek samping menurun | Phenytoin 100 mg kapsul, Ikaphen® 100 mg kapsul |
Isoptin SR® (Verapamil 240 mg) | Memperpanjang durasi aksi obat karena Verapamil memiliki waktu paruh eliminasi singkat, yaitu 2,8 – 7,4 jam | Isoptin® tablet IR 80 mg, Verapamil tablet IR 80 mg generik |
Adalat OROS® (Nifedipine 30 mg) | Memperpanjang durasi aksi obat karena Nifedipine memiliki waktu paruh eliminasi singkat, yaitu 2-5 jam | Nifedipine tablet IR atau Amlodipine tablet IR bila sesuai dengan kondisi klinis |
Codipront® kapsul (Codeine 30 mg, Phenyltoloxamine 10 mg), Codipront Cum Expectorant® (Codeine 30 mg, Phenyltoloxamine 10 mg, Guaifenesin 100 mg) | Memperpanjang durasi aksi obat karena Codeine memiliki waktu paruh eliminasi singkat, yaitu 3 jam | Codipront® sirup, Codipront Cum Expectorant® sirup, Codikaf® (Codeine 20 mg) tablet IR |
Herbesser SR® 90 mg atau 180 mg, Herbesser CD® 100 mg atau 200mg (Diltiazem) | Memperbaiki bioavaliabilitas Diltiazem HCl yang diabsorpsi secara cepat namun bioavailabilitasnya hanya 30-40% dan waktu paruh eliminasinya 3-5 jam | Herbesser® 30 mg tablet IR, Diltiazem 30 mg tablet IR |
Depakote ER® (Divalproex sodium 250 mg) | Mengontrol pelepasan obat untuk mengurangi risiko efek samping gastrointestinal | Sodium valproate sirup 250 mg/ml |
Glucophage XR®, Glumin XR® (Metformin 500 mg, 750 mg, 1000 mg) | Mengurangi risiko efek samping gastrointestinal | Metformin 500 mg tablet IR |
Harnal OCAS® (Tamsulosin HCl 0,4 mg) | Tamsulosin cepat terabsorpsi di usus dan dieliminasi secara perlahan sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping jika pelepasan obat tidak dimodifikasi | Harnal D® 0,2 mg tablet dispersible |
KSR® (Potassium chloride 600 mg) tablet | KCl oral memiliki efek samping lesi ulcerative pada saluran cerna. Tablet ER akan meminimalkan konsentrasi kalium di lapisan permukaan saluran cerna | Aspar-K® (Potassium chloride 300 mg) tablet IR |
Euphyllin Retard® (Theophylline) tablet | Mengontrol kecepatan absorbsi secara konstan sehingga konsentrasi obat dalam plasma tetap stabil | Theobron® (Theophylline) kapsul |
Nitrokaf Retard® (Nitroglycerin) kapsul | Memperpanjang durasi aksi obat | Isosorbide dinitrate tablet IR 5 mg atau 10 mg, Isosorbide mononitrate tablet IR 20 mg |
Tablet salut enterik memiliki lapisan/ salut polimer yang menunda pelepasan obat sehingga obat tetap utuh di lambung dan larut pada usus halus dengan pH basa. Hal ini bertujuan untuk melindungi lambung dari efek iritasi obat tertentu, mencegah kerusakan obat yang tidak stabil pada pH asam, serta memfasilitasi penghantaran obat yang diabsorpsi atau bekerja secara lokal di usus.2,3 Contoh obat dengan bentuk sediaan salut enterik dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Contoh obat dengan formulasi salut enterik.3,4
Nama obat | Tujuan formulasi | Pilihan obat pengganti |
Diclofenac sodium tablet (Voltadex®, Voltaren®, Fenaren®, Klotaren®) | Melindungi lambung dari efek samping iritasi | Voltaren® suppositoria 100 mg, Cataflam D® 50 mg tablet dispersible, Cataflam fast® 50 mg powder for oral solution yang dilarutkan dalam 30-60 ml air sebelum diminum |
Ketoprofen tablet (Kaltrofen®, Pronalges®, Profenid®) | Melindungi lambung dari efek samping iritasi | Pronalges® suppositoria, Profenid® suppositoria |
Aspirin tablet (Cardio Aspirin®, Ascardia®, Thrombo Aspilets®, Farmasal®) | Melindungi lambung dari efek samping iritasi | Aspilets® tablet kunyah, Proxime® tablet dispersible |
Sulfasalazine tablet (Sulfitis®, Sulcolon®) | Melindungi lambung dari efek samping iritasi | Pentasa® suppositoria, Salofalk® suppositoria, Salofalk® enema |
Proton pump inhibitor, meliputi: Lansoprazole kapsul, Omeprazole kapsul, Esomeprazole tablet, Pantoprazole tablet, Sodium Rabeprazole tablet | Mencegah kerusakan zat aktif yang mudah terprotonasi dan menjadi tidak stabil pada pH asam akibatnya PPI akan terinaktivasi sebelum diabsorpsi | Nexium® tablet (Esomeprazole): larutkan dalam ½ gelas air dan segera dihabiskan dalam 30 menit setelah disiapkan; pellet tidak boleh dikunyah atau digerus. Prosogan FD® (Lansoprazole): letakkan di atas lidah dan dihisap perlahan atau dibiarkan larut dengan/tanpa air atau dilarutkan dalam 10 ml air menggunakan syringe lalu diberikan melalui tube. Lansoprazole dan Omeprazole kapsul: buka cangkang kapsul lalu taburkan isi kapsul pada satu sendok yogurt dan harus segera diminum. Jangan mengunyah atau menghancurkan granul/isi kapsul. |
Bisacodyl (Dulcolax®) | Melepaskan obat pada lokasi aksi di usus | Dulcolax® suppositoria |
Mesalazine (Salofalk®) | Melepaskan obat pada lokasi aksi di usus | Salofalk® suppositoria, Salofalk® enema |
Tablet sublingual merupakan tablet yang penggunaannya diletakkan di bawah lidah. Tablet akan segera larut dan terabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan mencapai aliran darah sistemik dalam waktu singkat tanpa mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Penggerusan tablet sublingual akan menyebabkan onset obat tertunda serta menurunkan bioavailabilitas obat. Contoh tablet sublingual yaitu Isosorbide Dinitrate tablet sublingual.2,3
Obat antineoplastik dan hormonal berpotensi menyebabkan risiko membahayakan karena memiliki karakteristik karsinogenik, teratogenik, toksisitas reproduksi, toksisitas organ, dan genotoksisitas. Paparan terhadap obat dengan karakteristik tersebut dapat menyebabkan efek samping yang harus dihindari. Penggerusan tablet atau membuka cangkang kapsul obat yang berpotensi risiko membahayakan akan meningkatkan risiko paparan melalui kontak dengan kulit atau terhirup.3
Bila pasien tidak dapat menelan tablet dan/atau menggunakan NGT maka disarankan menggunakan bentuk sediaan sirup/suspensi atau melarutkan tablet secara close system (Tabel 4). Jika bentuk sediaan sirup/suspensi tidak tersedia dan tablet tidak mudah larut dalam air maka penggerusan tablet menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan double, masker, dan apron di Biological Safety Cabinet (BSC) dapat dilakukan untuk meminimalkan paparan terhadap petugas.4,8
Tabel 4. Penyiapan obat berpotensi membahayakan untuk mengurangi risiko paparan
Jenis obat berpotensi membahayakan | Alternatif atau cara penyiapan |
Tracetate (Megestrol Acetate) tablet | Tracetate suspensi |
Sandimmun Neoral (Cyclosporin) kapsul lunak | Cipol-N (Cyclosporin) oral solution |
Tablet yang mudah larut air, seperti: Capecitabine (Xeloda®, Binecap®), Methotrexate (Rheu-Trex®), dan Gefitinib (Iressa®) | Larutkan tablet dalam 10 ml air secara close system menggunakan spuit |
Kapsul cangkang lunak merupakan bentuk sediaan kapsul yang cangkangnya terbuat dari gelatin berisi larutan, suspensi, emulsi, atau bahan obat yang bersifat semi padat. Tujuan formulasi kapsul lunak adalah meningkatkan bioavailabilitas obat yang bersifat lipofilik (larut lemak), menutupi bau dan rasa bahan obat yang tidak enak, atau melindungi obat dari degradasi oksidatif.4 Contoh obat dengan bentuk sediaan kapsul cangkang lunak dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Contoh obat dengan formulasi kapsul cangkang lunak.3
Nama obat | Alasan formulasi | Obat pengganti |
Vitamin E (contoh: Nature-E®, Forneuro®, Lesichol®) | Meningkatkan bioavailabilitas obat karena vitamin E bersifat lipofilik | Vitamin E tablet salut gula (contoh: Santa-E®) yang digerus segera sebelum pemberian |
Avodart® (Dutasteride) | Meningkatkan bioavailabilitas obat dan mencegah efek samping iritasi pada orofaring | Harnal D® (Tamsulosin HCl) tablet dispersible |
Kolkatriol® (Calcitriol) | Meningkatkan bioavailabilitas obat dan mencegah bahan obat teroksidasi | Prove D3-1000®, Prove D3-5000®, Hi-D 5000® (Cholecalciferol) tablet kunyah |
Tablet salut gula atau salut film tidak disarankan untuk digerus karena memiliki lapisan yang bertujuan untuk:5
Pada pasien yang menggunakan NGT, obat dapat diganti dengan bentuk sediaan sirup/suspensi. Jika tidak tersedia, maka tablet dapat digerus sesaat sebelum diberikan.5,6
Teknologi nanokristal atau dispersi padat merupakan inovasi formulasi sediaan untuk meningkatkan kelarutan obat yang bersifat kurang larut air pada saluran cerna. Penggerusan akan mengubah obat menjadi bentuk kristal dengan ukuran partikel besar yang menurunkan bioavaliabilitas obat dan berisiko menyebabkan kegagalan pengobatan dan komplikasi lainnya. Contoh obat: Lynparza®(Olaparib), Isoptin SR® (Verapamil).7
Larutkan tablet secara close system, yaitu dengan meletakkan tablet ke dalam syringe dengan cara melepas dan menutup kembali bagian plunger, masukkan air ke dalam syringe sebanyak 10 ml dan biarkan tablet larut (kocok bila diperlukan). Alternatif cara penyiapan lain yaitu dengan meletakkan tablet dalam pot obat berisi 10 ml air dan biarkan tablet larut, lalu ambil cairan menggunakan syringe untuk pemberian melalui NGT.4
Penyiapan tablet yang tidak mudah larut dalam air dilakukan dengan penggerusan tablet menggunakan mortir dan stamper lalu tambahkan air sebanyak 5-10 ml sehingga membentuk suspensi. Larutan suspensi diberikan melalui NGT menggunakan syringe. Bilas mortir dan stamper menggunakan 10-20 ml air lalu berikan melalui NGT untuk memastikan tidak ada sisa obat yang tertinggal.4
Larutkan tablet dalam 10-15 ml air menggunakan syringe secara close system atau pot obat.4
Letakkan tablet pada lidah, tablet akan larut dan dapat ditelan dengan bantuan air liur. Tablet dapat dilarutkan dalam 10-15 ml air menggunakan syringe secara close system atau pot obat. 4
Masukkan tablet effervescent ke dalam setengah gelas air, biarkan tablet larut/terdispersi dalam air lalu berikan larutan menggunakan syringe. Volume pelarut dapat disesuaikan dengan anjuran setiap produk tablet effervescent.4
Buka cangkang kapsul dan tuang isi kapsul ke dalam pot obat lalu tambahkan 15 ml air. Berikan larutan suspensi melalui NGT menggunakan syringe dan bilas pot dengan 15 ml air untuk memastikan tidak ada sisa obat yang tertinggal.4
Sebelum menggerus obat, pastikan keamanannya kepada Apoteker. Apoteker RKZ Surabaya siap membantu Anda dengan senang hati.