Osteoporosis (tulang keropos) adalah kondisi ketika tulang menjadi rapuh dan mudah patah (fraktur) akibat penurunan massa dan kepadatan tulang. Penyakit ini sering disebut “silent disease” karena berkembang tanpa gejala hingga pasien mengalami patah tulang. Fraktur dapat terjadi secara tiba-tiba, bahkan ketika melakukan aktivitas ringan, seperti membungkuk, mengangkat, atau batuk. Oleh karena itu, penting untuk mengenali risiko osteoporosis sejak dini.1,2
Osteoporosis terjadi akibat ketidakseimbangan antara proses pembentukan sel tulang baru dan pembongkaran sel tulang lama.
Proses Perbaikan dan Pembaruan Tulang Manusia3
Kerangka tubuh manusia terus menjalani perbaikan dan pembaruan yang terdiri dari 2 tahap utama, yaitu:
Pada tulang yang sehat, proses resorpsi dan pembentukan berjalan seimbang. Namun, seiring dengan pertambahan usia, proses tersebut dapat terganggu, sehingga pembuangan tulang lama lebih banyak dibandingkan pembentukan tulang baru. Akibatnya, tulang menjadi lebih lemah dan rentan terhadap fraktur.
Puncak kekuatan dan ketebalan tulang tercapai pada usia sekitar 20 tahun. Setelah usia 35 tahun, kepadatan tulang mulai menurun secara bertahap. Proses ini wajar terjadi pada semua orang. Namun, beberapa orang mengalami kehilangan massa tulang dan osteoporosis lebih cepat dari biasanya. Kelompok ini berisiko lebih tinggi mengalami fraktur.
Wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis karena perubahan hormon estrogen yang terjadi pada masa menopause. Hormon estrogen sangat penting bagi kesehatan tulang. Wanita yang mengalami menopause dini (sebelum usia 45 tahun), menjalani pengangkatan rahim sebelum usia 45 tahun, serta tidak menstruasi lebih dari 6 bulan akibat olahraga berlebihan atau diet yang terlalu ketat berisiko lebih besar untuk mengalami osteoporosis.
Selain itu, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sebagai berikut:
Osteoporosis seringkali tidak memiliki gejala hingga terjadi fraktur. Gejala dan tanda fraktur yang dapat dirasakan pasien, seperti:5,6
Osteoporosis dapat dideteksi melalui pemeriksaan kepadatan tulang atau Bone Mineral Density (BMD). Pemeriksaan ini direkomendasikan bagi wanita berusia di atas 65 tahun dan pria di atas 70 tahun, serta orang-orang dengan faktor risiko osteoporosis, osteopenia, atau penyakit tulang lainnya.
Hubungi Radiologi RKZ Surabaya untuk reservasi pemeriksaan BMD melalui nomor berikut: wa.me/+628113547868
Tujuan pengobatan osteoporosis adalah memperkuat tulang dan mengurangi kemungkinan fraktur. Hal ini dilakukan dengan memperlambat resorpsi menggunakan obat antiresorptif atau meningkatkan pembentukan tulang dengan menggunakan obat anabolik.3,7
Contoh: Alendronate (oral), Ibandronate (oral, injeksi), Risedronate (oral), Zoledronic acid (injeksi).
Contoh: Denosumab (injeksi).*
Contoh: Estrogen (oral, patch transdermal).
Contoh: Calcitonin-Salmon (injeksi dan semprot hidung).
Contoh: Raloxifene (oral).
Contoh: Conjugated estrogens/ Bazodoxifene (oral).*
Contoh: Romosozumab-aqqg (injeksi).*
Contoh: Teriparatide (injeksi).*
Contoh: Abaloparatide (injeksi).*
Catatan: *Obat belum tersedia di Indonesia.
Obat-obatan osteoporosis tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet harian hingga injeksi yang digunakan setahun sekali. Tidak ada obat yang terbaik untuk semua orang. Pemilihan obat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk riwayat kesehatan dan pilihan pasien. Diskusikan manfaat dan risiko pengobatan dengan tenaga kesehatan profesional kami.
Reservasi dokter: https://rkzsurabaya.com/dokter-spesialis-bedah-tulang-ortopedi/
Hingga saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat sepenuhnya menggantikan massa tulang yang telah hilang. Oleh karena itu, penting untuk memulai menjaga kesehatan tulang sejak dini.1
Asupan Kalsium yang cukup diperlukan untuk menjaga kekuatan tulang. Pria dan wanita usia 19-50 tahun membutuhkan Kalsium setidaknya 1000 mg/hari dan meningkat menjadi 1200-1500 mg/hari setelah usia 50 tahun. Selain suplemen, sumber Kalsium juga dapat diperoleh dari berbagai makan, seperti:
Vitamin D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan Kalsium yang mendukung kesehatan tulang. Kebutuhan harian Vitamin D pada pria dan wanita di bawah 50 tahun adalah 400-1000 IU/hari, sedangkan untuk usia 50 tahun ke atas meningkat menjadi 800-1000 IU/hari.8 Terpapar sinar matahari selama 5-15 menit/hari juga dapat membantu memenuhi kebutuhan Vitamin D. Waktu berjemur yang disarankan adalah sejak matahari terbit hingga jam 09.00 dan sore jam 15.00 sampai matahari terbenam.9
Kecukupan kadar Vitamin D dalam tubuh dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Anda dapat melakukan pemeriksaan kadar Vitamin D di Laboratorium RKZ Surabaya.
Seperti halnya otot, tulang juga membutuhkan latihan agar tetap kuat. Latihan beban selama 30 menit, 3-4 kali seminggu perlu dicapai untuk membantu membangun sel tulang yang lebih banyak dan menjadikannya kuat.
Olahraga yang disarankan, antara lain jalan cepat, joging, mendaki, tenis atau olahraga raket lainnya, menari, dan aerobik. Meskipun berenang dan bersepeda tidak termasuk latihan beban, kedua olahraga ini tetap bermanfaat sebagai alternatif jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk latihan beban.
Hindari rokok dan batasi konsumsi alkohol yang dapat mengurangi penyerapan Kalsium dan memengaruhi keseimbangan hormon yang penting untuk kesehatan tulang.
Menjaga kesehatan tulang sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Anda memiliki risiko atau gejala yang berkaitan dengan osteoporosis.
Reservasi Dokter: https://rkzsurabaya.com/dokter-spesialis-bedah-tulang-ortopedi/
Referensi:
1. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Osteoporosis. (2019).
2. Food and Drug Administration. Osteoporosis. https://www.fda.gov/consumers/womens-health-topics/osteoporosis (2024).
3. Bone Health and Osteoporosis Foundation. Medicines for Prevention and Treatment. https://www.bonehealthandosteoporosis.org/patients/treatment/medicationadherence/ (2023).
4. National Health Service. Osteoporosis. https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/treatment/ (2022).
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2171/2023 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Osteoporosis. (2023).
6. Mayo Clinic. Osteoporosis. Mayo Foundation for Medical Education and Research https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968 (2024).
7. National Osteoporosis Foundation. Osteoporosis Medicines. (2019).
8. Hanley, D., Cranney, A., Jones, G. & Whiting, S. Vitamin D in adult health and disease: a review and guideline statement from Osteoporosis Canada (summary). Can. Med. Assoc. J. 182, 1315–1319 (2010).
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cukup vitamin D dan sinar matahari agar mencapai kepadatan tulang yang optimal. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-metabolik/cukup-vitamin-d-dan-sinar-matahari-agar-mencapai-kepadatan-tulang-yang-optimal (2018).