Kanker Serviks (Leher Rahim) menyerang wanita pada usia reproduksi yaitu pada rentang waktu saat pertama kali menstruasi sampai akhirnya manepouse. Kanker Leher Rahim Merupakan pertumbuhan sel serviks yang abnormal dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Keparahan kanker ini dinyatakan dalam stadium I – IV dan meingkat secara perlahan. Kanker Leher Rahim menyerang wanita pada usia reproduksi yaitu pada rentang waktu saat pertama kali menstruasi sampai akhirnya manepouse. Kanker Serviks (leher rahim) Merupakan pertumbuhan sel serviks yang abnormal dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya . Keparahan kanker serviks dinyatakan dalam stadium I – IV dan meingkat secara perlahan.
Apa Penyebab Kanker Serviks?
Penyebab utama adalah infeksi Human Papilomavirus (HPV) yang menular melalui hubungan seksual. Infeksi HPV biasa terjadi dan dapat diatasi dengan sendirinya oleh tubuh. Akan tetapi, terdapat jenis HPV risiko tinggi yang dapat menetap dan menyebabkan kanker.
Jenis HPV risiko tinggi, antara lain:
Tipe 16 dan 18 – Penyebab 70% kanker serviks, 90% kanker anus, dan signifikan menyebabkan kanker mulut, tenggorokan, vulva, vagina dan penis
Berhubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan
Kehamilan pertama di usia <17
tahun
Sistem imun lemah (karena HIV
atau melakukan transplantasi organ)
Merokok
Terinfeksi bakteri Chlamydia
Hamil lebih dari tiga kali
Penggunaan kontrasepsi oral
dalam jangka panjang
Genetik
Apa Tanda dan Gejala Kanker Serviks?
Kanker serviks tahap awal tidak memunculkan tanda dan gejala. Ketika sel kanker mulai menyerang jaringan di sekitarnya akan muncul tanda dan gejala sebagai berikut:
Perdarahan vagina yang abnormal,
meliputi: perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual, perdarahan setelah menopause, perdarahan/ bercak darah antara periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama/ lebih berat dari biasanya.
Keputihan yang abnormal,
yaitu lendir kental, berwarna kuning/ kecoklatan, berbau busuk dan gatal.
Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan seksual
Gejala kanker serviks stadium akhir dapat berupa keluarnya urin dan tinja melalui vagina.
Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Serviks?
Pap Smear Metode untuk mendeteksi sel abnormal pada serviks dengan mengambil beberapa sel dan lendir dari serviks dan sekitarnya, kemudian diperiksa dengan bantuan mikroskop.
Tes HPV Metode untuk mendeteksi keberadaan Human papillomavirus (HPV). Tes HPV dianjurkan untuk wanita usia >30 tahun.
Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Metode untuk mendeteksi sel serviks yang abnormal dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada serviks. Tes IVA dapat dilakukan di daerah dimana tenaga patologi belum tersedia.
Ketiga jenis pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan alat spekulum yang dimasukkan ke dalam vagina, sehingga disarankan untuk wanita yang telah melakukan hubungan seksual.
Cara Mencegah Kanker Serviks
Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi, melakukan pap smear sesuai jadwal serta menghindari faktor risiko.
Vaksin HPV terdiri dari 3 jenis yaitu
Bivalent (Cervarix) : melawan HPV tipe 16 dan 18
Quadrivalent (Gardasil) : melawan HPV tipe 6,11,16, dan 18*
9-valent vaccine (Gardasil 9) : melawan HPV tipe 6,11,16,18, 31, 33, 45, 52, dan 58**
Vaksin HPV dapar mulai diberikan
pada usia 10 tahun. Jadwal pemberian vaksin adalah sebagai berikut :
Pada usia 9 sampai 14 tahun jumlah dosis
yang diberikan sebanyak 2 dosis. sedangkan untuk jarak antar dosis diberikan pada 6 s/d 12 bulan (minimal 5
bulan) ) 0-6 s/d
12.
Perlu
diingat jika jarak antar dosis diberikan kurang dari 5 bulan, kama harus
diberikan 1 dosis tambahan (dosis ke 3) dengan jarak minimal 3 bulan setelah
dosiskedua dan minimal 5 bulan dari dosis pertama.
Pada usia
lebih dari 15 tahun jumlah dosis yang diberikan sebanyak 3 dosis. Sedangkan
untuk jarak antar dosis diberikan antara 1 s/d 2 bulan untuk vaksin pertama ke
vaksin kedua (minimal 1 bulan). Sedangkan untuk vaksin yang kedua ke vaksin
ketiga berjarak 4 bulan (minimal 3 bulan) 0-1 s/d 2-6
Individu dengan HIV positif sebaiknya
menerima vaksin HPV 3 dosis (0 – 1 s/d 2 – 6) tanpa memandang usia.
Apa efek samping yang
mungkin muncul setelah vaksinasi HPV?
pusing
mual
nyeri ringan, kemerahan, atau bengkak di lengan tempat suntikan diberikan
pingsan(dapat dicegah dengan duduk atau
berbaring selama vaksinasi dan tetap dalam posisi tersebut selama 15 menit setelah vaksin diberikan)
Berapa lama durasi
perlindungan vaksin HPV?
Penelitian
menyatakan bahwa vaksin HPV memberikan perlindungan jangka panjang dan tidak
ada bukti bahwa perlindungan vaksin HPV menurun seiring berjalannya waktu.
Siapa saja yang
diperbolehkan menerima vaksin HPV?
Vaksin HPV dapat diberikan pada:
Seseorang dengan penyakit ringan seperti infeksi saluran nafas atas ringan dan diare
Seseorang dengan penurunan sistem imun Wanita menyusui
Vaksin HPV sebaiknya tidak diberikan pada:
Seseorang dengan riwayat alergi terhadap vaksin HPV
Seseorang dengan penyakit akut sedang hingga berat seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih
Wanita hamil
Bagi wanita yang belum melakukan vaksin Kanker Serviks, bisa memanfaatkan layanan Pondok Sehat RKZ Surabaya. Lakukan konsultasi secara gratis dengan dokter Pondok Sehat. Informasi dan Reservasi Pondok Sehat 081 97 98 99 00