Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan bukan disebabkan oleh virus. Antibiotik merupakan golongan obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter, sehingga sebelum menggunakan antibiotik, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.
Definisi1
Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan bukan disebabkan oleh virus. Antibiotik merupakan golongan obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter, sehingga sebelum menggunakan antibiotik, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.
Penggolongan Antibiotik2
Setiap golongan antibiotik memiliki cara kerja yang berbeda-beda, sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis bakteri, lokasi, dan tingkat keparahan infeksi. Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimia dan cara kerjanya:
Rute / Cara Pemberian Antibiotik3
Diminum melalui mulut (oral)
Bentuk sediaan berupa tablet, kapsul, sirup, atau sirup kering yang harus dilarutkan terlebih dahulu.
Contoh: sirup kering Amoxicillin
Injeksi (suntikan) atau infus
Untuk infeksi yang parah atau jika pasien tidak dapat minum obat, misalnya pasien yang sering muntah.
Antibiotik tertentu tidak dapat diberikan secara oral karena sifatnya yang tidak stabil atau tidak dapat diserap oleh saluran cerna.
Contoh: Ceftriaxone, Cefotaxime
Digunakan di bagian luar tubuh
Untuk infeksi yang bersifat lokal, misalnya di kulit, mata, atau telinga.
Bentuk sediaannya berupa krim, salep, serbuk, atau obat tetes mata.
Contoh: krim Gentamicin.
Aturan Penggunaan Antibiotik4
Penggunaan antibiotik harus memperhatikan waktu, frekuensi dan lama pemberian. Aturan minum antibiotik yang benar adalah dengan membagi waktu 1 hari (24 jam) dengan berapa kali antibiotik harus digunakan dalam sehari.
Cara penggunaan antibiotik yang benar:
3x sehari yaitu setiap 8 jam yakni jam 6 pagi, jam 2 siang, dan jam 10 malam.
2x sehari yaitu setiap 12 jam yakni jam 6 pagi dan jam 6 sore.
1x sehari yaitu setiap 24 jam yakni jam 6 pagi dan jam 6 pagi hari berikutnya.
Resistensi Antibiotik5
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat mengakibatkan resistensi antibiotik, artinya suatu antibiotik tidak efektif lagi dalam membasmi bakteri karena bakteri menjadi kebal (resisten), sehingga infeksi menjadi semakin sulit untuk diobati. Penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan yang meningkat dan tidak tepat. Terdapat beberapa faktor yang mendukung terjadinya resistensi, antara lain:
Penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh: infeksi yang disebabkan oleh virus seperti influenza tidak memerlukan antibiotik.
Penggunaan antibiotik tidak sesuai dengan dosis atau aturan pakai yang diresepkan. Antibiotik harus digunakan sampai selesai satu periode. Umumnya 3-7 hari tergantung jenis dan tingkat keparahan infeksi. Resistensi terjadi jika pengobatan tidak diselesaikan, atau sebaliknya diperpanjang sendiri oleh pasien.
Pengawasan kurang baik dilakukan pemerintah dalam distribusi dan pemakaian antibiotik. Misalnya, pasien dapat dengan mudah mendapatkan antibiotik tanpa resep dari dokter.
Akibat dari Resistensi Antibiotik5
Biaya pengobatan menjadi lebih mahal karena diperlukan antibiotik atau obat lain yang lebih kuat untuk membasmi bakteri yang resisten.
Potensi antibiotik akan berkurang dalam mengobati infeksi dan penyakit pada manusia.
Kematian meningkat, karena infeksi makin sulit dikontrol, waktu penyembuhan menjadi lebih lama, serta dapat timbul infeksi lanjutan dan komplikasi.
Cara pemakaian obat antibiotik yang baik dan tepat6
Berikut beberapa cara pemakaian obat antibiotik yang baik dan tepat untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik menggunakan 5T +1H :
Tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter
Tidak menggunakan antibiotik untuk infeksi selain bakteri
Tidak menyimpan antibiotik di rumah
Tidak memberikan antibiotik sisa ke orang lain
Tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik
Habiskan antibiotik
Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan Antibiotik
Riwayat Alergi Terhadap Antibiotik7
Seseorang dapat mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik golongan tertentu berupa ruam dan gatal pada kulit, bengkak pada wajah dan lidah, sesak napas, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selalu informasikan riwayat alergi antibiotik kepada tenaga kesehatan ketika Anda mendapatkan terapi antibiotik.
Efek Samping Antibiotik7
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan akibat mengonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama:
Golongan Tetracycline menimbulkan perubahan warna gigi pada anak, sehingga tidak boleh diminum pada wanita hamil, menyusui, maupun anak kecil yang gigi susunya belum tumbuh.
Golongan Aminoglycoside memperburuk fungsi ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Golongan Quinolone dapat menyebabkan gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah dan nyeri perut. Dianjurkan untuk mengonsumsi antibiotik tersebut setelah makan.
Penggunaan Kontrasepsi Oral (pil KB)8
Penggunaan antibiotik golongan tertentu dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama penggunaan antibiotik dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi tambahan untuk mencegah kehamilan.
Penggunaan antibiotik bersama obat lain atau makanan9
Antibiotik tertentu sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan makanan tertentu atau obat lain untuk memaksimalkan penyerapannya. Contoh:
Tetracyclines, Cephalosporin, dan Quinolone sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah mengonsumsi susu, obat antasida, atau suplemen multivitamin dan mineral (yang mengandung zat besi, kalsium, dan seng).
Amoxicillin diminum bersamaan dengan obat Allopurinol dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, sehingga penggunaan Allopurinol dapat dijeda sekitar 2 jam setelah mengonsumsi Amoxicillin.
Penggunaan Antibiotik Pada Kelompok Khusus10,11,12
Penggunaan Antibiotik Pada Anak
Penggunaan antibiotik golongan tertentu perlu dihindari pada anak-anak yaitu Fluoroquinolone dan Tetracycline, karena Quinolone berpotensi menyebabkan kelainan tulang rawan dan Tetracycline dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang bersifat permanen.
Penggunaan Antibiotik Pada Wanita Hamil
Hindari penggunaan antibiotik pada trimester pertama kehamilan yaitu pada masa pembentukan organ pada janin. Gunakan antibiotik sesuai dengan riwayat pengobatan antibiotik yang aman dan sesuai petunjuk dokter. Beberapa antibiotik yang harus dihindari selama kehamilan, yaitu: Tetracycline, Doxycycline, Aminoglycoside, Fluoroquinolone dan Metronidazole.
Penggunaan Antibiotik Pada Ibu Menyusui
Pemilihan antibiotik bagi ibu menyusui didasarkan pada jenis, lokasi infeksi yang dialami dan keamanan antibiotik tertentu pada ibu menyusui. Selalu informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menyusui supaya dokter dapat meresepkan obat yang aman. Beberapa antibiotik yang aman digunakan pada ibu menyusui, yaitu: Amoxicillin, Azithromycin, Cefuroxime, Clarithromycin, Co-amoxiclav dan Erythromycin.
Jika Anda harus mengonsumsi antibiotik lain, maka kegiatan menyusui harus dihentikan dan baru dimulai lagi 48 jam setelah terakhir menerima antibiotik tersebut. ASI dapat diperah namun tidak dapat diberikan kepada bayi. Contoh: Ciprofloxacin dan Levofloxacin.
Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal
Hindari penggunaan antibiotik yang dapat merusak ginjal, contoh: Aminoglycoside, Ciprofloxacin, Tetracycline, Carbapenem, Levofloxacin dan Colistin.
Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Usia Lanjut (Geriatri)
Pasien geriatri lebih rentan terhadap infeksi dan memerlukan pertimbangan khusus dalam penggunaan antibiotik. Pada usia lanjut (>65 tahun) penggunaan antibiotik harus hati-hati dan sesuai resep dokter.
Pustaka :
Peningkatan Pelayanan Kefarmasian dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba.