Trombositopenia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah trombosit dalam darah terlalu rendah yang meningkatkan risiko pendarahan. Trombosit adalah sel dalam darah yang membantu proses pembekuan darah. Nilai trombosit antara 100 – 150 x 109/L dipertimbangkan sebagai trombositopenia ringan, 50 – 100 x 109/L merupakan trombositopenia sedang, dan <50 x 109/L merupakan trombositopenia berat. Nilai trombosit normal yaitu 150 – 400 x 109/L.
Definisi1
Trombositopenia adalah suatu kondisi ketika jumlah trombosit dalam darah terlalu rendah sehingga risiko pendarahan meningkat. Trombosit adalah sel dalam darah yang membantu proses pembekuan darah. Nilai trombosit antara 100 – 150 x 109/L dipertimbangkan sebagai trombositopenia ringan, 50 – 100 x 109/L merupakan trombositopenia sedang, dan <50 x 109/L merupakan trombositopenia berat. Nilai trombosit normal yaitu 150 – 400 x 109/L.
Penyebab Trombositopenia1
Terdapat berbagai macam penyebab trombositopenia, salah satunya yaitu trombositopenia yang disebabkan oleh obat-obatan. Dua kategori trombositopenia yang diakibatkan oleh obat-obatan, yaitu : drug-induced immune thrombocytopenia dan drug-induced non-immune thrombocytopenia.
Drug-induced Immune Thrombocytopenia (DITP)1
DITP adalah suatu obat yang menyebabkan tubuh memproduksi antibodi yang menghancurkan trombosit. Pasien dengan trombositopenia imun yang diinduksi oleh obat mengalami penurunan jumlah trombosit 5-10 hari setelah pemberian obat dengan peningkatan risiko pendarahan3.
Gejala DITP biasanya muncul secara tiba-tiba, seringkali dapat menyebabkan pendarahan hebat, memar, pendarahan superfisial ke dalam kulit yang tampak seperti bintik–bintik ungu kemerahan yang berukuran kecil yang terlihat seperti ruam biasanya di kaki bagian bawah, pendarahan di gusi atau hidung, darah dalam urin atau feses, dan aliran menstruasi yang banyak.
Contoh : Quinine, Antibiotik Sulfonamide dan NSAIDs, Penicillin, Cephalosporin, Tirofiban, Eptifibatide, Abciximab, Procainamide dan Heparin.
Gambar 1. Algoritma untuk memverifikasi DITP2
Lima Kriteria Klinis Untuk Menentukan Diagnosis DITP2,3 :
Paparan obat baru 5-10 hari sebelum terjadi trombositopenia;
Pemulihan dari trombositopenia setelah penghentian obat yang dicurigai;
Obat lain dilanjutkan atau digunakan kembali setelah penghentian obat yang dicurigai dengan jumlah trombosit normal;
Penyebab lain yang menyebabkan trombositopenia disingkirkan;
Paparan ulang terhadap obat yang dicurigai yang mengakibatkan trombositopenia ulang.
Keterangan diagnosis DITP berdasarkan kriteria di atas yaitu:
Pasti DITP: kriteria 1,2,3,4 terpenuhi
Mungkin DITP: kriteria 1,2,3 terpenuhi
Cukup mungkin DITP: hanya kriteria 1 yang terpenuhi
Menghentikan obat yang diduga menyebabkan trombositopenia. Pada pasien yang menerima banyak obat, jika memungkinkan obat yang dimulai dalam 5-10 hari terakhir harus dihentikan (terutama antibiotik) dan diganti;
Diagnosis laboratorium awal, mengambil sampel darah sebelum atau setidaknya 48 jam setelah pemberian Intravenous immunoglobulin (IVIG);
Pemberian Intravenous immunoglobulin (IVIG) dosis tinggi (1 g/kg BB) selama 1-2 hari atau pemberian steroid dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan trombosit, seperti Prednisone oral: terapi awal 1 mg/kg/hari (kisaran: 0,5 – 2 mg/kg/hari; maksimum 80 mg/hari) selama 1-3 minggu, diikuti dengan pengurangan bertahap. Total durasi terapi tidak boleh lebih dari 6 minggu atau Dexamethasone oral, IV: 40 mg sekali sehari selama 4 hari dan kemudian berhenti (tanpa pengurangan bertahap);
Pada pasien dengan trombositopenia berat dan pendarahan atau berisiko tinggi mengalami pendarahan dilakukan transfusi platelet.
Drug-induced Non-Immune Trombocytopenia (DNTP)
DNTP adalah efek sitotoksik dari molekul obat pada trombosit yang menyebabkan trombopoiesis disfungsional dalam sumsum tulang dan menginhibisi megakariosit secara langsung.
Trombositopenia yang diinduksi Linezolid cenderung terjadi dengan pengobatan yang berkepanjangan (>2 minggu)8.
Kebanyakan obat kemoterapi menyebabkan penurunan jumlah trombosit 7-10 hari setelah kemoterapi dan pulih setelah 2-3 minggu.
Terapi chemotherapy-induced trombocytopenia9:
Apabila memungkinkan, atasi yang menjadi penyebab trombositopenia, yaitu hentikan antibiotik, obati infeksi, dan kendalikan koagulopati.
Kurangi dosis kemoterapi, frekuensi atau mengubah rejimen kemoterapi, terutama jika kemoterapi tidak bertujuan untuk penyembuhan.
Pemberian transfusi trombosit apabila mengalami pendarahan atau mencegah pendarahan hebat jika jumlah trombosit ≤10 x 109/L (≤20 x 109/L jika demam).
Heparin-induced Thrombocytopenia4,5,6
Heparin-induced Thrombocytopenia (HIT) adalah dampak (efek) samping obat yang penting (serius), ditandai dengan trombosis vena, arteri, penurunan nilai trombosit, dan pengumpulan (agregasi) trombosit setelah menggunakan Heparin. Heparin-induced Thrombocytopenia (HIT) merupakan salah satu contoh dari drug-induced immune thrombocytopenia dan drug-induced non-immune thrombocytopenia.
Klasifikasi Klinis HIT
Klasifikasi Heparin-induced Thrombocytopenia (HIT) terdapat dua jenis (tipe) trombositopenia akibat Heparin, yaitu HIT tipe 1 dan tipe 2.
Tabel 3. Klasifikasi Klinis HIT
Diagnosis Heparin-induced Thrombocytopenia
Tabel 2. Sistem Skoring Evaluasi Kemungkinan Trombositopenia Akibat Heparin4
*Penilaian 6-8 = tinggi, 4-5 = sedang dan 0-3 = rendah
Gambar 2. Algoritma diagnosis trombositopenia akibat Heparin4
Manajemen Heparin-induced Thrombocytopenia
Manajemen Heparin-induced Thrombocytopenia (HIT) melibatkan penghentian Heparin dan pemberian Antikoagulan Non-Heparin. Antikoagulan Non-Heparin yang dapat digunakan untuk pengobatan HIT telah dirangkum dalam tabel 3.
Agen
Ekskresi
Waktu paruh
Regimen
Pemantauan
Argatroban*
Hati
40-50 menit
Infus intravena 2 mcg/kgBB/menit, diturunkan hingga 0,5-1,2 mcg/kgBB/menit pada pasien dengan penyakit hati, penyakit kritis, atau operasi jantung.
Mengatur dosis untuk menjaga aPTT 1,5-3 kali batas normal, tidak melebihi 100 detik; dosis tidak boleh melebihi 10 mcg/kg/menit.
Desirudin*
Ginjal
2-3 jam
Dosis profilaksis DVT 15 mg tiap 12 jam SC.
Hentikan terapi jika nilai aPTT melebihi 2 kali kontrol; dilanjutkan dengan dosis yang dikurangi (berdasarkan tingkat kelainan aPTT) ketika aPTT <2 dua kali kontrol.
Bivalirudin*
Ginjal
25 menit
Dosis awal 0,15-2 mg/kg/jam.
Mengatur dosis untuk menjaga aPTT 1,5-2,5 kali batas normal.
Danaparoid*
Ginjal
24 jam
Bolus IV 1500 Unit jika <60 kg; 2250 Unit jika 60-75 kg; 3000 Unit jika 75-90 kg; 3750 Unit jika >90 kg, diikuti dengan infus intravena 400 Unit/jam selama 4 jam pertama, 300 Unit/jam selama 4 jam kedua, kemudian 150-200 U/jam.
Mengatur dosis hingga anti-Xa 0,5-0,8 U/ml.
Fondaparinux
Ginjal
17-20 jam
1 x 5 mg SC untuk pasien <50 kg; 7,5 mg untuk 50-100 kg; 10 mg untuk >100 kg.
Tidak perlu
Dabigatran (Pradaxa)
Ginjal (~85%)
12-14 jam
110 mg atau 150 mg tiap 12 jam.
Tidak perlu
Rivaroxaban
Ginjal (~33%)
5-9 jam
15 mg tiap 12 jam dengan makanan selama 21 hari atau hingga jumlah trombosit pulih.
Tidak perlu
Apixaban (Eliquis)
Ginjal (~25%)
8-15 jam
10 mg tiap 12 jam untuk 7 hari atau hingga jumlah trombosit pulih.
Tidak perlu
Tabel 3. Antikoagulan Alternatif Non-Heparin untuk Trombositopenia Akibat Heparin 6,7
Aplikasi Lexicomp Version 7.5.4, Copyright 2023, Wolters Kluwer Clinical Drug Information, Inc.
Donald M. Arnold dkk.2013.Approach to The Diagnosis and Management of Drug-Induced Immune Thrombocytopenia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3728035/doi/10.1016/j.tmrv.2013.05.005
David J. Kuter. 2022. Treatment of Chemotherapy-Induced Thrombocytopenia in Patients With Non-Hematologic Malignancies. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9152964/doi/10.3324/haematol.2021.279512