Kuning Pada Bayi Baru Lahir
Mana Yang Bahaya?
Mana Yang Enggak?
Ada kebiasaan yang sering kita lihat yaitu menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi. tentang hal ini dr Edi Lesmana, Sp.A Spesialis Anak RS Katolik St Vincentius A Paulo (RKZ) Surabaya menjelaskan, penjemuran dengan sinar matahari dilakukan pada bayi sehat, namun untuk bayi kuning/ hiperbilirubin, penyinatan harus dilakukan dengan fototerapi di rumah sakit. menjemur bayi yang secara fisiologis sehat, terlebih di daerah tropis seperti Indonesia.
Kuning pada bayi baru lahir sering membuat cemas banyak orang tua, terutama pada keluarga muda yang dikaruniai anak pertamanya. Namun menurut dr. Edi Lesmana, Sp.A kondisi kuning pada bayi baru lahir sering terjadi. “Kondisi kuning akan dialami oleh bayi dalam minggu pertama kehidupan sebesar 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan”,jelas dr. Edi
Perlu diketahui para orang tua bahwa keadaan kuning pada bayi baru lahir tidak selalu merupakan sesuatu yang abnormal. Dikatakan normal bila mulai tampak pada hari ke-2 atau ke-3 setelah lahir sampai menghilang dengan sendirinya di hari ke-5 sampai ke-7. Kuning pada bayi baru lahir dicurigai abnormal dilihat dari mulai dan lamanya muncul, dari pola kuning tidak sama dengan kuning normal. Namun disertai faktor resiko yang meningkatkan terjadiya kuning/icterus yang meracuni otak (kern icterus).
Dokter Edi menambahkan, kondisi ikterus disebabkan adanya akumulasi bilirubin indirek di kulit yang merupakan hasil akhir dari proses pemecahan sel darah merah. Sifat dari bilirubin indirek adalah racun terhadap otak. Kadar bilirubin indirek yang meningkat disebabkan oleh peningkatan jumlah pemecahan sel darah merah seperti seperti pada kasus kelainan darah, kurangnya aktivitas enzim transferase (yang mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh).
Ada juga faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya kuning yaitu persalinan yang dilakukan induksi dengan oksotosin, menyusui, keadaan dehidrasi, ibu yang menderita diabetes melitus, lambatnya aktivitas saluran cerna, dan faktor ras tertentu. Masalah kuning akibat menyusui, biasanya terjadi pada 2% bayi cukup bulan setelah umur 7 hari. “Namun jangan khawatir, tetap susui! Bila bayi tetap menyusui, kadar bilirubin secara perlahan pasti menurun. Tapi kuning pada bayi baru lahir akan bertahan 3-10 minggu pada kadar bilirubin rendah”. Menurut beliau dasar dari pengobatannya adalah menurunkan kadar bilirubin agar tidak sampai pada level yang meracuni otak. Pilihannya dapat berupa fototerapi menggunakan sinar biru 420-470 nm.
Proses fototerapi, atau dalam Bahasa awam dikenal sebagai “diinar”, dapat membantu membuang kadar bilirubin indirek berlebih dari tubuh melalui air seni tanpa melalui proses enzimatis di organ hati. Pilihan pengobatan lainnya dapat berupa pemberian imunoglubolin (hanya sebagai pengobatan tambahan), Metalloporphyrin (pada kasus pemecahan sel darah merah berlebih), dan transfuse tukar (Exchange Transfusion) yang hanya diberikan bila fototerapi gagal atau tanda-tanda dimana otak mengalami kerusakan akibat bilirubin.
Jadi, tidak perlu khawatir tentang kuning pada buah hati. Amati waktu munculnya kuning dan dimana saja munculnya kuning pada tubuh si kecil. Jangan lupa, konsultasikan pada dokter Spesialis Anak jika muncul keluhan sesuai tanda-tanda yang disebutkan.
Untuk Informasi mengenai Klinik Spesialis Anak
RS Katolik St Vincentius A Paulo RKZ Surabaya
Jl. Ciliwung 32, Surabaya – Telp : 031-2952 499