Apakah buah hati anda kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah buah hati anda berbicara tanpa henti atau sulit bersikap tenang?. Mungkin juga buah hati anda kesulitan mengontrol perilakunya sendiri?
Bagi sebagian anak, beberapa hal diatas bisa jadi menunjukkan adanya symptom Attention Deficit Hyperactive Disorder atau sering disebut dengan ADHD. Lalu, apa Attention Deficit Hyperactive Disorder itu?. Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang Attention Deficit Hyperactive Disorder, perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang perkembangan anak secara normal.
Ada tiga domain perkembangan pada umumnya, yaitu perkembangan fisik dan psikomotor, perkembangan kognitif dan Bahasa, serta perkembangan fisik dan psikomotor, perkembangan kognitif dan Bahasa, serta perkembangan sosio-emosional. Berdasarkan usia, perkembangan anak dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu masa bayi dan balita (0-2 tahun), masa kanak-kanak awal (2-5 tahun), dan masa kanak-kanak menengah dan akhir (5-11 tahun). Masing-masing tahapa usia memiliki tugas perkembangan yang berbeda.
Tugas perkembangan adalah tugas yang harus dilakukan seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai norma masyarakat dan kebudayaan. Sebagai contoh perkembangan fisik dan psikomotor, anak usia 3-5 tahun bisa melompat, sedangkan anak usia 5-8 tahun diharapkan bisa melompat di tempat dengan satu kaki. Pada perkembangan kognitif dan Bahasa, anak usia 8-11 tahun seharusnya bisa lebih memperhatikan dan berkonsentrasi pada suatu hal dibandingkan anak usai dibawahnya. Oleh sebab itu,bila terjadi ketidaksesuaian tugas perkembangan dengan usia anak,orang tua perlu mencari saran kepada tenaga ahli. Namun perlu disadari juga, bahwa perkembangan anak itu unuik dan bisa berbeda pada tiap anak.
Bagaimana dengan anak dengan Attention Deficit Hyperactive Disorder? Attention Deficit Hyperactive Disorder adalah suatu gangguan perilaku dan emosional yang biasanya muncul pada masa kanak-kanak. Ada tiga jenis Attention Deficit Hyperactive Disorder yaitu kurangnya perhatian (tipe 1), hiperaktivitas (tipe 2), dan kombinasi keduanya (tipe 3). Biasanya symptom yang menyebabkan gangguan ini mulai muncul sebelum usia 7 tahun, namun agak sulit mendiagnosa anak pada usia 4-5 ahun karena karakteristik perilaku mereka hampir sama dengan anak normal pada umumnya.
Ada dua ciri utama dari gangguan ini yaitu berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak dalam diagnosis dan harus tampak setidaknya pada dua situasi berbeda (rumah,sekolah, klinik, dan lain lain). Ciri utama yang pertama yaitu berkurangnya perhatian, biasanya tampak bila anak menghentikan tugasnya terlalu dini dan meinggalkan tugas tersebut sebelum selesai. Anak sering berdalih dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, mudah kehilangan minat terhadap satu kegiatan. Namun berkurangnya perhatian dan ketekunan ini hanya bisa didiagnosis bila sifatnya “berlebihan” dibandingkan anak lain dengan usia atau IQ yang sama.
Ciri kedua yaitu aktivitas berlebihan atau hiperaktivitas, tampak dari kegelisahan yang berlebihan khususnya pada situasi yang menunut anak untuk tenang. Biasanya anak akan berlari-lariatau melompat sekeliling ruangan, terlalu banyak bicara atau ribut, atau gelisah dan gugup tergantung pada situasi.
Lalu, apakah Attention Deficit Hyperactive Disorder mempengaruhi prestasi sekolah dan kehidupan sosial anak? Mengalami gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) tentunya dapat membuat prestasi sekolah anak terganggu. Meskipun keanyakan anak dengan ADHD memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata, sekitar 40% – 60% megalami kesulitan belajar serius. Mereka kesulitan mengerjakan pekerjaan sekolah atau tes yang membutuhkan konsentrasi dan waktu lama. Dalam kehidupan sosial, hambatan juga dirasakan oleh anak dengan ADHD. Anak seringkali berbuat sembrono, mencampuri atau mengganggu kegiatan orang lain, atau tidak sabar menunggugiliran. Hal ini menyebabkan anak lain merasa kesulitan untuk bermain Bersama anak dengan ADila sang buah hati menunjukkan symptom-symptom diatas? Yang bisa dilakukan adalah jangan menilai sendiri dan mengatakan bahwa anak mengalami ADHD.
Lebih baik bila orang tua membawa anak untuk dievaluasi oleh tenaga professional yang memiliki spesialisasi dalam memeriksa anak anak karena evaluasi diagnostic harus dilakukan terlebih dahulu sebelum menilai bahwa anak mengalami ADHD, salah satunya observasi perilaku di rumah dan di kelas (Atau situasi lain). Bila memang anak mengalami ADHD, maka rencana treatmen arus dikembangkan dalam keluarga. Semakin ceoat identifikasi, diagnosis, dan treatmen dilakukan, anak dapat mencapai potensi maksimalnya. Saat ini treatmen yang paling efektif untuk anak dengan ADHD adalah kombinasi dari terapi behavioral,dan dukungan dari orang tua. Tettunya treatment ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar anak mengalami perkembangan. Jadi, kesabaran orangtua dan pihak terkait sangat dibutuhkan dalam mendukung usaha perkembangan anak dengan ADHD.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa efek samping tersebut adalah munculnya perasaan gagal,bersalah, frustasi, isolasi sosial, dan depresi pada anak, terkadang efek samping ini lebih menimbulkan masalah dibandingkan gangguan ADHD itu sendiri. Oleh sebab itu, orang tua juga perlu untuk melihat dan mendukung kekuatan dan bakat yang ada dalam diri anak sehingga anak juga merasa berharga.
Konsultasikan dengan Psikolog kami.
08197989900