MENGENAL JAPANESE ENCEPHALITIS

MAKSIMALKAN ASI EKSKLUSIF
December 28, 2018
Demam Berdarah Mewabah, Waspadalah!
January 29, 2019

Apa itu Japanese Encephalitis (JE)?

Virus Japanese Encephalitis (JE) merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis. Indonesia menjadi salah satu dari banyak negara di Asia yang menjadi daerah endemis virus Japanese Encephalitis, menurut data yang diambil dari WHO (Worls Health Organization).

BAGAIMANA PROSES PENULARAN VIRUS JE?

Virus JE menular ke manusia melalui gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi virus JE. Nyamuk jenis ini biasa ditemukan di area persawahan, kolam, atau selokan. Virus JE ditemukan pada hewan babi, kuda, dan beberapa spesies burung. Virus JE tidak menular dari manusia ke manusia. Virus JE yang menyerang anak -anak dapat menyebabkan demam tinggi secara mendadak. Selain itu dapat menyebabkan muntah – muntah dan sakit kepala. Lebih parah lagi anak juga akan mengalami lumpuh, kejang hingga koma. Virus JE juga bisa merusak otak.

APAKAH INDONESIA TERMASUK NEGARA ENDEMIS VIRUS JE?

Beberapa provinsi di Indonesia pernah melaporkan kasus JE, antara lain Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.

APA TANDA DAN GEJALA YANG MUNCUL DARI VIRUS JE?

Gejala yang timbul akibat virus JE hanya menimbulkan gejala yang ringan atau bahkan sampai tidak kentara. Biasanya gejala terinfeksi virus JE terjadi setelah 5 – 15 hari. Berikut bebera gejala yang muncul setelah terinfeksi virus JE.

  • Demam tinggi yang mendadak
  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan otot
  • Gangguan bicara
  • Gangguan berjalan
  • Perubahan status mental (linglung)

MENGAPA VIRUS JE BERBAHAYA?

JE dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga kematian. Penderita yang bertahan hidup, biasanya mengalami gejala sisa, seperti:

  • Gangguan sistem motorik (kelumpuhan dan gerakan abnormal)
  • Gangguan perilaku (agresif, emosi tidak terkontrol, gangguan perhatian, dan depresi)
  • Gangguan intelektual (retardasi mental)
  • Gangguan fungsi neurologi (gangguan ingatan, epilepsi, dan kebutaan)  

BAGAIMANA PENENTUAN DIAGNOSA VIRUS JE?

Melalui pemeriksaan darah atau cairan serebrospinal untuk mendeteksi antibodi Immunoglobulin M (IgM) spesifik virus. Antibodi IgM virus JE biasanya terdeteksi 3-8 hari setelah gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus dan menetap di dalam tubuh selama 30-90 hari.

APAKAH VIRUS JE DAPAT DIOBATI?

Hingga saat ini tidak tersedia terapi antivirus untuk JE. Pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala dan komplikasi. JE dapat dicegah dengan vaksinasi dan menghindari gigitan nyamuk.

BAGAIMANA JADWAL PEMBERIAN VAKSIN JE?

Vaksin JE yang tersedia di Indonesia adalah vaksin hidup yang dilemahkan dan dapat mulai diberikan pada usia 1 tahun.

Vaksinasi primer : 1 dosis tunggal

Booster*                 : Usia <18 tahun : 1-2 tahun setelah vaksinasi primer

                                     Usia mulai 18 tahun keatas : tidak diperlukan hingga 5 tahun setelah vaksinasi primer

*Dosis Booster diberikan untuk memberikan perlindungan jangka panjang (hingga 3 tahun setelah pemberian dosis booster)

SIAPA SAJA YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN MENERIMA VAKSIN JE?

  • Seseorang dengan riwayat alergi berat terhadap vaksin JE
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Seseorang dengan penurunan sistem imun
  • Nyeri, bengkak atau kemerahan di lokasi penyuntikan
  • Sakit kepala dan nyeri otot (umumnya pada orang dewasa)
  • Demam ringan (umumnya pada anak-anak)

APA SAJA EFEK SAMPING PEMBERIAN VAKSIN JE?

  • Nyeri, bengkak atau kemerahan di lokasi penyuntikan
  • Sakit kepala dan nyeri otot (umumnya pada orang dewasa
  • Demam ringan (umumnya pada anak-anak)


Informasi & Konsultasi Seputar Virus Japanese Encephalitis
Segera Hubungi Pondok Sehat RKZ Surabaya – 081 97 98 99 00

Comments are closed.