Interaksi Obat-Obat dan Obat- Makanan, Bagaimana Bisa Terjadi?

Penanganan Toksisitas Obat
October 14, 2022
RKZ Surabaya: Tahu Stunting & Wasting itu Penting
December 7, 2022

Interaksi dapat terjadi ketika obat digunakan bersamaan dengan obat lain, makanan, atau minuman. Hal ini dapat memengaruhi efek obat di dalam tubuh.

Interaksi obat dengan obat lainnya1,2

Interaksi obat tidak selalu membahayakan bagi tubuh, namun juga dapat bersifat menguntungkan.

Contoh interaksi obat yang menguntungkan:

  1. Obat dapat meningkatkan penyerapan obat lain sehingga efek terapi lebih cepat. Contoh: Metoclopramide + Paracetamol: kecepatan penyerapan Paracetamol meningkat.
  2. Obat memberikan efek saling mendukung jika diberikan bersamaan. Contoh: Antibiotik Sulfametoksazol + Trimethoprim. Kombinasi antibiotik ini bermanfaat dalam mengatasi infeksi saluran kemih.

Contoh interaksi obat yang membahayakan:

  1. Obat dapat mengurangi kadar dan efektivitas obat lain. Contoh: Rifampicin + Kontrasepsi oral: Rifampicin mengurangi efektivitas kontrasepsi oral yang mengandung Ethynil estradiol dan Norethindrone.
  2. Obat yang memberikan efek berlawanan jika diberikan bersamaan. Contoh: Vitamin K + Antikoagulan: Vitamin K dapat mengurangi efek Warfarin.

Mekanisme Interaksi Obat-Obat

Farmasetik

Merupakan interaksi secara fisik atau kimiawi yang terjadi sebelum obat masuk ke tubuh dan menyebabkan terbentuknya endapan, perubahan warna, obat menjadi tidak aktif, atau terbentuk gas. Contoh interaksi farmasetik dapat dilihat pada Tabel 1.

Campuran obatEfek
Phenytoin +  infus Ringer Lactate atau DextroseTerbentuk endapan kristal
Dopamine hydrochloride + Sodium bicarbonateTerbentuk warna merah muda 5 menit setelah pencampuran
Ampicillin sodium +  Gentamicin sulfatePenurunan aktivitas Gentamicin sulfate 50%
Tabel 1. Contoh interaksi farmasetik1

Farmakodinamik

Merupakan interaksi antar obat yang bekerja pada tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga memberikan efek terapi maupun efek samping yang serupa atau berlawanan. Contoh interaksi farmakodinamik dapat dilihat pada Tabel 2.

Efek interaksiContoh obat
BerlawananObat golongan beta blocker seperti Propranolol akan mengurangi efek bronkodilatasi Salbutamol.
PeningkatanPenggunaan bersamaan Verapamil dan Propranolol dapat meningkatkan efek bradikardi.
Saling mendukungKombinasi antibiotik Sulfamethoxazole dan Trimethoprim.
PenguatanKombinasi antibiotik beta laktam Amoxicillin dan Clavulanic acid sebagai penghambat enzim beta laktamase.
Tabel 2. Contoh interaksi farmakodinamik1,2

Farmakokinetik

Merupakan interaksi yang mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan kadar obat di dalam darah. Mekanisme interaksi farmakokinetik adalah sebagai berikut:

Penyerapan melalui saluran cerna

Terjadi ketika dua obat oral atau lebih dikonsumsi bersamaan sehingga menyebabkan perubahan kecepatan dan jumlah penyerapan obat. Contoh interaksi dapat dilihat pada Tabel 3.

MekanismeObat penyebab interaksiObat yang dipengaruhiEfekSolusi
Molekul obat saling melekatObat diare (Arang aktif, Kaolin-pektin), AntasidaObat lainPenyerapan obat lain menurunMemberi jeda pemberian obat selama 2 jam
Membentuk ikatan obatZat besi, antasidaTetracycline, Methyldopa, LevodopaKetersediaan Tetracycline, Methyldopa, Levodopa dalam darah menurunMemberi jeda pemberian obat selama 2 jam
Menurunkan gerakan saluran cernaAlumunium hydroxidaDigoxinKetersediaan Digoxin dalam darah meningkatMemberi Digoxin setelah pengaruh gerakan saluran cerna hilang
Meningkatkan gerakan saluran cernaMetoclopramide, LaxativeDigoxinKetersediaan Digoxin dalam darah menurunMemberi Digoxin setelah pengaruh gerakan saluran cerna hilang
Meningkatkan pH lambungAntasida, RanitidineKetoconazoleKetersediaan Ketoconazole dalam darah menurunMelakukan penyesuaian dosis obat Ketoconazole
Meningkatkan pH lambungProton Pump Inhibitor (contoh: Pantoprazole, Lansoprazole)Obat dengan salut enterik (obat yang zat aktifnya dilepaskan di usus bukan di lambung)Salut enterik akan larut lebih cepat sehingga lokasi pelepasan obat tidak tepatMemberi jeda waktu penggunaan obat minimal 2 jam
Tabel 3. Contoh interaksi pada fase penyerapan obat2
Interaksi pada proses metabolisme obat

Sebagian besar obat akan dimetabolisme oleh enzim di hati. Obat tertentu dapat menginduksi atau menghambat metabolisme obat lain.

  • Induksi enzim akan meningkatkan kecepatan metabolisme obat lain sehingga kadar dan efektivitasnya akan menurun, atau sebaliknya dapat meningkatkan pembentukan hasil metabolisme yang berisiko toksik. Contoh:  Paracetamol dengan Phenytoin dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas.
  • Penghambatan enzim akan meningkatkan kadar obat lain sehinga risiko toksisitas atau efek samping yang tidak dikehendaki akan meningkat. Contoh: Ketoconazole akan meningkatkan konsentrasi Midazolam sehingga efek sedasi akan meningkat. Kombinasi obat ini harus dihindari.
Ekskresi melalui ginjal

Interaksi ini dapat muncul karena kompetisi obat yang memiliki mekanisme ekskresi yang sama di ginjal atau akibat perubahan pH urin sehingga ekskresi obat menjadi lebih cepat atau lebih lambat.

Contoh: Antasida + Phenytoin : Antasida dapat membasakan urin dan menurunkan efek Phenytoin.

Interaksi obat dengan makanan atau minuman

Pengaruh makanan terhadap obat dapat berupa:

  • Menurunkan efektivitas obat
  • Menimbulkan efek samping baru
  • Mengurangi atau meningkatkan efek samping obat.

Interaksi obat dan makanan dapat dihindari dengan mengatur waktu minum obat dan makanan dengan tepat. Contoh interaksi obat dan makanan dapat dilihat pada Tabel 4.

Nama ObatInteraksiPencegahan
Alendronic Acid1Makanan dapat menyebabkan terbentuknya ikatan kompleks yang sulit diserap.Obat diminum saat perut kosong, minimal 30 menit sebelum makan dan dalam posisi duduk tegak selama minimal 30 menit.
Antikoagulan contohnya Warfarin3Makanan yang mengandung tinggi Vitamin K dapat menurunkan efektivitas Warfarin.Obat tidak boleh diminum bersama dengan makanan yang mengandung Vitamin K seperti sayuran hijau.
Bisacodyl1Makanan yang mengandung susu dapat melarutkan lapisan/salut obat yang berfungsi untuk mencegah obat mengiritasi lambung.Obat diminum pada saat perut kosong. Setelah minum obat dalam waktu 1 jam tidak boleh makan makanan atau minuman yang mengandung susu.
Captopril1Makanan dapat menurunkan kadar Captopril dalam darah.Obat diminum saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Captopril1Captopril dapat meningkatkan Kalium.Hindari makanan yang mengandung tinggi kalium seperti pisang atau jeruk bali. Peningkatan Kalium dapat menyebabkan peningkatan detak jantung.
Ciprofloxacin1Makanan yang mengandung Kalsium dapat menyebabkan terbentuknya ikatan kompleks yang sulit diserap.Hindari penggunaan bersama makanan yang banyak mengandung Kalsium seperti susu atau yoghurt.
Omeprazole1Makanan dapat menghambat penyerapan Omeprazole.Obat diminum 30 – 60 menit sebelum makan.
Rifampicin1Makanan dapat menghambat penyerapan obat.Rifampicin diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Sucralfate1Makanan dapat menghambat penyerapan obat.Sucralfate diminum saat perut kosong, 1 jam sebelum, 2 jam sesudah makan, atau pada malam sebelum tidur.
Tetracycline3Makanan dapat menurunkan penyerapan obat.Obat diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Hindari penggunaan Tetracycline bersama dengan makanan atau produk susu.
Tetracycline3Produk susu  seperti keju dan yoghurt dapat menyebabkan terbentuknya ikatan kompleks sehingga menurunkan penyerapan obat.Obat diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Hindari penggunaan Tetracycline bersama dengan makanan atau produk susu.
Theophylline1Eliminasi Theophylline meningkat bila digunakan bersama makanan yang menandung tinggi protein.Hindari minum obat bersama makanan yang mengandung tinggi protein seperti telur.
Amitriptyline, Clozapine, Haloperidol, Propranolol, Verapamil, Warfarin4Minuman mengandung Caffeine seperti kopi atau the dapat menurunkan kecepatan metabolisme obat.Hindari penggunaan obat bersama minuman yang mengandung Caffeine.
Tabel 4. Contoh Interaksi Obat dan Makanan

Tips menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan

  1. Perhatikan bagian “Peringatan” terkait interaksi obat pada brosur obat.
  2. Berkonsultasi dengan Apoteker atau Dokter terkait obat atau makanan yang harus dihindari selama minum obat.
  3. Waspada dengan obat yang memiliki jendela terapi sempit contoh: antikoagulan, obat antidiabetes, antiepilepsi, imunosupresan, dll.
  4. Minum obat dengan segelas air mineral kecuali dokter menyarankan cara pakai yang berbeda.
  5. Hindari penggunaan makanan/ minuman dengan obat secara bersamaan kecuali diinstruksikan lain oleh dokter.
  6. Sampaikan kepada tenaga kesehatan bila sedang mengonsumsi obat lainnya.

Pustaka

  1. Aplikasi Lexicomp Mobile, 2022, Interactions, Wolters Kluwer.
  2. Hansten, P. D. and John R. H., 2014, Drug Interactions Analysis and Management, Wolters Kluwer Helath Inc. USA.
  3. Choi, J.H and Chang, M.K., 2017, Food and Drugs Interactions, J. Lifesytle Med. 7 (1): 1-9
  4. Balayneh, A., dan Fantahun, M., 2020, The Effect of Cofee on Pharmacokinetic Properties of Drugs: A Review, Biomed Res Int : 7909703.

2 Comments

  1. MHJ says:

    Bagaimana dengan obat injeksi dan obat oral apakah dapat berinteraksi
    Yg selama. Ini sering di abaikan dan di duga tidak akan terjadi karena beda sediaan
    Contoh
    Antasida tablet dan phenytoin injeksi

    Atau Paracetamol infus dan primperan oral

    Apakah akan tetap terjd interaksi atau tidak?

    • Silvia Dwi Puspa Susanti says:

      Hallo. Terima kasih untuk pertanyaannya. Interaksi antara obat dengan bentuk sediaan yang berbeda seperti obat oral dan obat injeksi dapat terjadi di fase farmakokinetik dan farmakodinamik, namun perlu dinilai kembali dampak interaksi antar obat. Tidak semua interaksi obat yang terjadi perlu penanganan.

      Obat Antasida dan Phenytoin dapat berinteraksi, dimana Antasida dapat menurunkan serum konsentrasi Phenytoin, namun tidak diperlukan penanganan khusus karena tingkat keparahannya masih termasuk minor. Pada pasien yang berisiko tinggi dapat dilakukan monitoring kadar Phenytoin.

      Paracetamol dan Primperan (Metoclopramide) juga dapat berinteraksi, dimana Metoclopramide dapat meningkatkan serum konsentrasi Paracetamol, namun interaksi ini tidak terlalu berdampak secara klinis, sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus.

      Salam sehat, apt. Silvia Dwi Puspa Susanti, S.Farm. (Unit Farmasi Klinis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *