Tuberculosis (TB/TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Bakteri Tahan Asam (BTA). TB umumnya menyerang paru-paru, namun dapat menyerang organ lain seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, kulit, selaput otak, atau organ ekstra paru lainnya.1
Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TB:
Hingga saat ini, Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri paling sering ditemukan pada penyakit TB.1
Tuberculosis menular dari manusia ke manusia lain melalui percikan dahak yang keluar ketika penderita TB paru batuk, bersin, atau bicara. Udara yang terkontaminasi bakteri TB ini dapat terhirup ke dalam saluran pernapasan dan menjadi penyakit TB aktif bila daya tahan tubuh seseorang menurun. Bila daya tahan tubuh baik akan menjadi TB laten dimana bakteri TB inaktif dan tidak menimbulkan gejala namun dapat menginfeksi saat daya tahan tubuh lemah.1
Beberapa kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit TB adalah sebagai berikut:1
Gejala TB paru dapat berupa:1
Gejala TB ekstra paru tergantung pada organ yang terinfeksi, contohnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura, pembesaran kelenjar getah bening pada limfadenitis TB, serta perubahan struktur tulang belakang pada spondilitis TB.
Selain pemeriksaan secara klinis, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyakit tuberculosis:1,2
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan 2 contoh uji dahak yang diambil sewaktu dan pagi. Seseorang dikatakan mengalami sakit TB bila salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA positif.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi DNA bakteri Mycobacterium tuberculosis pada pasien terduga TB paru, TB ekstra paru, serta TB dengan HIV positif. Pada pasien terduga TB dengan hasil TCM (-) atau BTA (-), Dokter dapat melakukan pemeriksaan foto rontgen dada serta mengkaji faktor risiko TB untuk menegakkan diagnosis TB.
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis menggunakan contoh uji dahak atau jaringan lainnya.
Pemeriksaan IGRA dilakukan dengan menggunakan sampel darah, sedangkan uji tuberculin dilakukan dengan menyuntikkan tuberculin di bawah kulit. Kedua jenis pemeriksaan ini akan menilai respon imun tubuh terhadap bakteri TB, namun tidak dapat membedakan infeksi TB dan sakit TB sehingga tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis TB aktif. Kedua pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk memastikan dugaan TB laten atau TB pada anak. TB laten adalah kondisi infeksi bakteri TB namun tanpa tanda dan gejala klinik, gambaran foto rontgen dada normal, serta hasil uji tuberkulin atau IGRA positif.
Tuberculosis diobati dengan kombinasi Obat Anti-Tuberkulosis (OAT), terdiri dari:1
Bentuk sediaan OAT terdiri dari:
Lama pengobatan TB:
Minimal 6 bulan untuk TB paru tanpa komplikasi atau penyakit penyerta dan >6 bulan untuk TB ekstra paru dan TB dengan penyakit penyerta. Pengobatan terdiri dari tahap awal (fase intensif) dan tahap lanjutan. Meskipun gejala TB sudah hilang, pengobatan harus tetap dilanjutkan hingga tuntas sesuai anjuran Dokter1.
Bertujuan untuk menurunkan jumlah kuman TB di dalam tubuh secara cepat serta mengurangi risiko penularan. OAT diminum setiap hari selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, dan Ethambutol.1
Bertujuan membunuh sisa kuman TB sehingga dapat mencegah kekambuhan. OAT diminum setiap hari selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan Rifampicin.1
Efek samping tidak selalu terjadi pada pengguna OAT, efek samping yang mungkin muncul dapat dilihat pada Tabel 1.
Efek samping | Obat yang mungkin menjadi penyebab | Anjuran |
Kemerahan kulit dengan atau tanpa gatal | Streptomycin, Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide | Segera berkonsultasi dengan dokter |
Tuli | Streptomycin | Segera berkonsultasi dengan dokter |
Pusing | Streptomycin | Segera berkonsultasi dengan dokter |
Kulit atau konjungtiva tampak kuning | Isoniazid, Pyrazinamide, Rifampicin | Segera berkonsultasi dengan dokter |
Gangguan penglihatan | Ethambutol | Segera berkonsultasi dengan dokter |
Tidak nafsu makan, mual, dan nyeri perut | Pyrazinamide, Rifampicin, Isoniazid | Gunakan OAT sebelum tidur atau setelah mengonsumsi sedikit makanan |
Nyeri sendi | Pyrazinamide | Gunakan Paracetamol |
Rasa terbakar, kebas, atau kesemutan pada tangan atau kaki | Isoniazid | Gunakan Vitamin B6 |
Warna kemerahan pada urine | Rifampicin | Tidak perlu khawatir karena merupakan proses metabolisme obat yang tidak menimbulkan bahaya |
TB-RO juga dikenal dengan TB kebal obat, merupakan keadaan saat kuman Mycobacterium tuberculosis sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan OAT. TB-RO dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium.3
Pengobatan TB-RO terdiri dari paduan jangka pendek atau paduan jangka panjang dengan jenis obat yang ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Lama pengobatan 9 – 11 bulan, terdiri dari 4 – 6 bulan tahap awal menggunakan 7 macam obat dan 5 bulan tahap lanjutan menggunakan 4 macam obat.
Rifampicin, Isoniazid, Ethambutol, dan Pyrazinamide aman digunakan selama kehamilan; sedangkan Streptomycin harus dihindari selama kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi.1
OAT dikeluarkan melalui ASI dalam jumlah minimal sehingga aman untuk dilanjutkan penggunaanya saat menyusui. Pemberian OAT yang cepat dan tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan TB dari ibu ke bayinya.1
Rifampicin dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntikan KB atau susuk KB sehingga perempuan usia produktif yang mendapatkan Rifampicin dianjurkan menggunakan kontrasepsi non-hormonal.1
Konsultasikan kesehatan paru Anda dengan Dokter Spesialis Paru RKZ Surabaya. Informasi jadwal praktik dokter dapat dilihat melalui tautan https://rkzsurabaya.com/dokter-spesialis-paru