Gastritis, Mengenal Penyakit dan Pengobatannya

PENATALAKSANAAN ASMA PADA DEWASA
June 27, 2022
Administrasi Obat melalui Enteral Feeding Tube
August 18, 2022

Gastritis adalah kondisi peradangan pada dinding lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, obat-obatan atau makanan. Apa saja obat lambung yang digunakan untuk mengatasinya?

Definisi

Lambung memiliki selaput yang berfungsi untuk melindungi dari asam lambung dan kuman. Namun, bila membran pelindung rusak atau teriritasi, dinding lambung dapat mengalami peradangan. Kondisi peradangan inilah yang disebut dengan gastritis.

Terdapat 2 jenis gastritis, yaitu gastritis akut dan kronis. Pada umumnya, gastritis akut ditandai dengan gejala yang mencolok, biasanya dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Sedangkan gastritis kronis muncul perlahan seiring dengan berjalannya waktu, seringkali gejala tidak disadari sampai berkembang menjadi tukak lambung.

Penyebab

Beberapa faktor yang menyebabkan risiko gastritis, antara lain:

  • Infeksi bakteri, seperti Helicobacter pylori.
  • Penggunaan obat anti nyeri secara rutin, seperti: Asam Mefenamat, Ibuprofen, dan Meloxicam dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Penggunaan obat anti nyeri golongan NSAIDs dapat mengurangi zat yang membantu menjaga selaput pelindung dinding lambung.
  • Usia. Pertambahan usia akan meningkatkan risiko untuk mengalami gastritis akibat penipisan dinding lambung, infeksi Helicobacter pylori atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengiritasi dan mengikis lapisan dinding lambung.
  • Stres akibat operasi besar, luka bakar atau infeksi parah juga dapat meningkatkan risiko gastritis akut.
  • Penyakit, seperti: autoimun, HIV/AIDS, penyakit Crohn atau infeksi parasit.

Gejala

  • Mual
  • Muntah
  • Kembung
  • Kehilangan nafsu makan
  • Nyeri atau rasa terbakar pada perut bagian atas
  • Perut terasa penuh setelah mengonsumsi makanan

Komplikasi

Gastritis yang tidak diobati dapat menyebabkan luka dan pendarahan pada dinding lambung. Meski jarang terjadi, gastritis kronis juga meningkatkan risiko kanker lambung.

Pengobatan

Penanganan gastritis bergantung pada penyebabnya, berikut adalah obat-obatan yang dapat digunakan sebagai pengobatan gastritis.

Antasida

Cara kerja

Menetralkan asam lambung dan membantu meredakan nyeri perut.

Aturan pakai

Antasida digunakan di antara waktu makan dan sebelum tidur. Sebaiknya, obat diberikan setelah makan karena saat inilah produksi asam lambung meningkat.

Beberapa obat tidak boleh diminum bersama antasida karena dapat mengurangi efek dari obat tersebut. Contoh: Ciprofloxacin harus diberikan setidaknya 2 jam sebelum atau 6 jam setelah pemberian antasida. Konsultasikan terlebih dahulu apabila Anda menggunakan obat lain.

Antasida tersedia dalam bentuk sirup dan tablet kunyah. Kocok terlebih dahulu bila menggunakan antasida sirup, sedangkan antasida tablet harus dikunyah agar efek obat dapat segera dirasakan.

Efek samping

Magnesium hydroxide dapat menyebabkan diare sedangkan Aluminium hydroxide menyebabkan konstipasi. Banyak produk yang menggunakan kombinasi 2 bahan aktif tersebut untuk meminimalkan masing-masing efek samping.

Contoh

Umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi, Magnesium hydroxide, Aluminium hydroxide, dan Calcium Carbonate.

Proton Pump Inhibitors

Cara kerja

Menekan produksi asam lambung dengan menghambat pompa H+/K+ ATPase di sel parietal.

Aturan pakai

Diminum 30-60 menit sebelum makan, paling baik digunakan sebelum makan pagi. Apabila menggunakan frekuensi 2 kali sehari, maka diberikan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam. Esomeprazole diberikan 60 menit sebelum makan, khusus untuk bahan aktif Dexlansoprazole dan Rabeprazole dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.

Obat golongan proton pump inhibitors (PPI) tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul. Obat harus ditelan utuh, kapsul tidak boleh dibuka dan tablet tidak boleh digerus karena dapat merusak obat.

Beritahu dokter atau apoteker apabila Anda mengalami kesulitan menelan. Beberapa merk obat dapat dihisap atau dilarutkan dalam air.

Efek samping

Gangguan sistem pernapasan, nyeri perut, diare, konstipasi, mual, muntah, kembung, sakit kepala.

Penggunaan PPImeningkatkan produksi gastrin dan menurunkan produksi asam lambung. Kondisi tersebut dapat menurunkan penyerapan kalsium dan magnesium, serta menyebabkan resorpsi tulang lebih besar dibanding proses pembentukan. Oleh karena itu, penggunaan PPI dalam jangka waktu lama berpotensi meningkatkan risiko fraktur.

Contoh

Omeprazole, Lansoprazole, Dexlansoprazole, Pantoprazole, Esomeprazole, Rabeprazole.

Histamine Blockers

Cara kerja

Menghambat reseptor histamin (H2) pada sel parietal, sehingga menurunkan pengeluaran asam lambung.

Aturan pakai

Histamin (H2) blockers dapat diberikan sebelum atau sesudah makan, juga bisa dikombinasikan dengan antasida. Untuk mencegah gejala, obat dapat diminum 10 hingga 60 menit sebelum mengonsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi lambung. Khusus untuk Cimetidine, diberikan bersamaan dengan makanan.

Efek samping

Sakit kepala, diare, konstipasi.

Contoh

Ranitidine, Cimetidine, Famotidine.

Obat Gastrointestinal Lain

Sucralfate

Cara kerja

Membentuk lapisan sebagai pelindung dinding lambung dari asam atau enzim pencernaan lainnya.

Aturan pakai

Sucralfate harus diberikan saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Seringkali, obat ini dapat mengganggu penyerapan obat lain, sehingga direkomendasikan untuk memberi jeda setidaknya 2 jam antara Sucralfate dengan obat lainnya.

Apabila diperlukan kombinasi Sucralfate dan Antasida, maka beri jeda sekitar 30 menit antar kedua obat.

Efek samping

Konstipasi.

Rebamipide

Cara kerja

Meningkatkan prostaglandin E2 di mukosa lambung yang dapat menghambat sekresi asam lambung dan menstimulasi lendir untuk melindungi dinding lambung.

Aturan pakai

Rebamipide dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.

Efek samping

Diare, mual, muntah, kembung.

Antibiotik

Penggunaan antibiotik hanya ditujukan untuk pengobatan gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Antibiotik yang digunakan, antara lain: Amoxicillin, Clarithromycin, Metronidazole atau Tetracycline.

Pemberian antibiotik harus dalam pengawasan dokter. Penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang jelas dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik.

Pencegahan

  • Menghindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti: makanan berlemak, gorengan, makanan pedas atau asam
  • Membatasi penggunaan obat anti nyeri
  • Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol
  • Mengonsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering
  • Mengelola stres
  • Tidak berbaring selama 2 hingga 3 jam setelah makan

Baca juga artikel mengenai Pentingnya Mengenal Beyond Use Date Sediaan Obat https://rkzsurabaya.com/2022/03/09/mengenal-beyond-use-date-obat/

Pustaka

Cleveland Clinic. Gastritis. 2020. Available at https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10349-gastritis

Institute for Quality and Efficiency in Health Care. Gastritis. 2018. Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK310265/

Mayo Clinic. Gastritis. 2020. Available at https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastritis/symptoms-causes/syc-20355807

Thong BK., Ima S., Chin K., Proton Pump Inhibitors and Fracture Risk: A Review of Current Evidence and Mechanisms Involved. Int J Environ Res Public Health. 2019; 16(9):1571

Wolters Kluwer Clinical Drug Information. Lexicomp Application. 2022. UpToDate Inc. 7.3.3 Production.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *